NAMA : I PUTU
STBK :
TUGAS : Kapita Selekta Sejarah Indonesia
MENGULAS BUKU “MENGERTI
SEJARAH”
MENGENAL SEJARAH
BAB
I
PENILAIAN
TERHADAP PENULISAN SEJARAH
Sejarah
dan Patriotisme
Pada saat krisis nasional,seperti
jaman perang atau masa penyesuaian sesudah perang, sejarawan akan memperoleh
tekanan-tekanan untuk menuliskan kisah perkembangan negerinya secara
sentimentil jika perlu dengan sedikit mengorbankan kebenaran. Pada bagian akhir
perang dunia pertama pertentangan pendapat yang lama itu secara tajam
memisahkan sejarawan daripada politikus
di amerika, sedangkan ada seorang warga kota chicago yang berada pada
masing-masing pihak. Setelah histeria perang ketakutan pada komunis berkurang
sikap objektif ilmiah di biarkan menyusup kembali kedalam buku sekolah kita.
Segalanya akan berjalan dengan baik dan sejarah akan merosot menjadi kegiatan
menggali kubur oleh mereka yang menganggur tetapi penuh rasa ingin tau, andai
kata tidak timbul kekuatan di sekitar orang hitam dan orang coklat pada tahun
1930-an yang menggantika panik tahun duapuluhan.
Namun patriotisme sebagai norma bagi
penilaian penulisan sejarah harus selalu di curigai oleh pembaca yang keritis,
hal itu bukan saja karena kecil kemungkinnanya bahwa akan ada terdapat sesuatu
persetujuan antara sesama patrio yang yakin mengenai ukuran bagi apa yang patut
di anggap patriotik.
Sejarah dan Kepercayaan demokratis
Untuk
bersikap adil terhadap golongan patriotik, perlu di catat bahwa mereka lebih
memperhatikan masalah pendidikan pemuda daripada penelitian atau research.
Namun dalam pendidikan pemuda sekalipun apabila kebenaran dapat di tetapkan
dengan penggunaan metode sejarah, barang kali lebih baik disajikan secara
murni. Suatu patriotisme yang lebih baik dan lebih langgeng dapat di kembangkan
dengan jalan mengajarkan cita-cita demokrasi sebagai suatau kepercayaan terus
terang dan terbuka.
Apa Sejarah Suatu Seni dan Ilmu?
Namun
kepercaya tidaklah sama sekali asing bagi sejarah. Dalam pidatonya selaku ketua
di hadapan perserikatan sejarah amerika pada tahun 1933, yang berjudul “written
history as an act of fainth” charles A. Beard menyatakan bahawa kedua hal itu
saling mengisi.pastilah bahwa sejarah memiliki metode yang ilmiah; berjuta-juta
sejarah dapat di pastikan secara meyakinkan baik secara awam maupun bagi ahli,
sama halnya dengan fakta bahwa dua kali dua menjadi empat atau bahwa hidrogen
dan oksigen yang di campur dalam proporsi tertentu dalam kondisi tertentu
menjadi air. Untuk menjadika bahan-bahan mentah itu menjadi satu buku, kita
harus melakukan seleksi, penyusunan atau deskripsi atau pengkisahan.
Proses-proses itu telah kita sebutkan “historiografi” yang kita perbedakan dari
metode sejarah yang analisis.
Sejara, Filsafat, Dan Etika
Justru karena begitu banyak variabel
yang terdapat dalam penyajian data sejarah, maka kebenaran tidak lagi merupakan
satu penulussan serah yang seharusnya di letakan nomor dua pada suatu daftar
norma bagi penelitianya adalah masuk-akalnya asas-asas filsafat si pengarang.
Seorang sejarawan tidak dapat menghindarkan sesuatau filsafata atau sesuatu
kode etik, dan karenanya lebih baik jika ia secara terbuka mengingatkan diri
sesuata filsafat atau sesuatu kode etik. Sejarawan-sejarawan terbesar pada masa
lampau ada memiliki filsafat dan memiliki ukuran seperti itu. Thucydides,
tacitus, voltaire, gobbin, macaulay, menulis dengan sesuatu dan menggunakan
ukuran-ukuran pertimbangan yang pasti.
Sejarah dan langgam satra
Sesungguhnya sejarawan yang menulis
secara tidak menarik, dalam hal itu merupakan sejarawan yang buruk. Secara
profesinil ia wajib melukiskan pristiwa-pristiwa yang paling menggairahkan
daripada masa lampau dunia dan menhidupkan kembali suasanaya, di samping
melukiskan peristiwa-peristiwa biasa. Agak benar bahwa mereka yang
pendapat-pendapanya dia bandingkan didalam kamus-kamus kutipan, jarang sekali
harus bekerja dengan bibliografi, karya-karya referensi, arsip, koleksi-koleksi
dokumen, berkas catatan-catatan, dan referensi-referensi silang.
Langgam baik dan kesarjanaan baik
Pengarang yang serius kadang-kadang
terpaksa memilih antara sejarah yang teliti dan popularitas, utuk seorang
sarjana, pilihan didalam dilema semacam itu adalah mudah: memalsukan sejarah
adalah pelanggaran yang lebih besar daripada penulisan yang kaku.argumentasi
bahwa nilai-nilai semacam itu memerosotkan sarjana kepada kegiatan menulis
untuk semacamnya saja, mungkin benar, tetapi tidak akan terlalu menjadi
persoalan bagi mereka yang masih mementingkan kesarjanaan. Jika tujuan seorang
pengarang adalah menjual buku atau artikel lebih daripada memperbaiki
pengetahuan dan impotensi sejarah, maka iya harus memiliki pokok yang demikian
populer sehingga hampir semua penelitian yang perlu telah di selesaikan oleh
para ahli sehingga tinggal menyajikanya untuk sembutan baik dari khalayak
ramai.
Penggunaan CatatanBawah
Penggunaan catatan bawah mempunyai
kegunaan juga. Catatan bawah memungkinkan pembaca yang cerdas untuk mengetahui
bagaimana pengarang dapat mengetahui; dan sebagai sejarawan seorang sejarawan,
dan bukan sebagaai penghasi sesuap nasi bagi keluarganya, pembaca yang cerdas
sama halnya dengan seratus pembaca yang sering bergerombol di dalam klub-klub
buku.
Penyalahgunaan Catatanbawah
Bahwa secara umum catataan bawah tidak
disukai, disebabkan oleh karena sifat jorok dan sok pintar daripada
pengarang-pengarang catatan bawah yang sok-tau seringkali termasuk jenis yang
akan di bicarakan kemudian di dalam bab IX. Catatan bawah semacam itu berisi
komentar yang patut diragukan sangkut-pautya dengan teks dan yang tidak di hilangkan oleh
pengarang.
Sejarah dan selera Populer
Penulisan sejarah mungkin terbatas
kepada pristiwa-pristiwa nasional atau yang sejaman, ataupun terbatas kepada
nama-nama atau pristiwa-pristiwa yang menonjol, andaikata hanya ditunjukan
kepada selera populer. Sebagaimana yang di perhatikan oleh hadiah-hadiah
tahunan dan “best sellers”, sikap berpedoman kepada selera populer, berarti
menempuh resiko untuk mebatasi karya sejarah tidak hanya pada ukuran sastra
yang rendah, melainkan juga kepada bidang perhatian yang sedikit dan sngat
terbatas, seperti hal-hal yang baru terjadi, yang sedang menjadi buah bibir
yang berisi sensasi, yang klasik, yang exotis, yang erotis dan yang priotis.
BAB II
Hubungan Antara Metode Sejarah
Dengan Hidup Dan Ilmu
“Every Man His Own Historian”
Setiap orang dewasa yang normal mengetahui,
telah membaca, dan telah menulis cukup sejarah untuk menemukan ilustrasi yang
sesuai mengenai sebagian besar masalah yang di bahas dalam buku ini. setiap
orang bukan saja orang sejarawan yang harus menyusun sejarahnya sendiri untuk
pengertianya sendiri (meskipun hal itu di lakukan hanya di dalam pikiranya
saja), tetapi iya juga mempunyai kans untuk termasuk diantara mereka yang
catatan-catatanya akan menarik minat sejarawan dari masa ratusan atau ribuan
tahun yang akan datang dan dengan demikian akan memperoleh keabadian yang
mungkin tidak akan di peroleh oleh orang-orang sejamanya yang lebih terkemuka.
Intisari Metode Sejarah
Demikian cara menulis sejarah mengenai
suatau tempat periode, seperangkat peristiwa, lembaga atau orang bertumpu
kepada empat kegiatan pokok.:
1. Pengumpulan
obyek berasal dari jaman itu, dan pengumpulan bahan-bahan tercetak, tertulis,
dan lisanyang boleh jadi relevan.
2. Menyingkirkan
bahan-bahan (atau bagian-bagian dari padanya) yang tidak otentik.
3. Menyimpulkan
kesaksian yang dapat di percaya mengenai bahan-bahan yang otentik.
4. Penyusunan
kesaksian yang dapat di percaya itu menjadi sesuatu kisah atau penyajian yang
berarti. Suatu pegertian mengenai empat langkah atau di perluakn untuk membaca
secara cerdas apa yang telah dituliskan oleh sejarawan buku ini berisi uraikan
mengenai keempat langkah tersebut.
Sifat Konstan Daripada Metode
Sejarah
Secara
brganti-ganti sejarah telah di anggap suatu bentuk sastra, suatu cabang
daripada studi humaniora suatu pembantu bagi ilmu-ilmu sosial dan suatu metode
untuk lebih mengerti semua seni dan ilmu, apakah ada di antaranya, kesemuanya
atau tak satupun diantara klasifikasi tersebut di atas benar atau tidak, tidak
kah mempengaruhi cara kerja sejarawan untuk menganalisa kesaksian yang ada
sebagai bukti yang dapat di percaya mengenai masa lampau manusia. Namun kita
akan melihat bahwa jenis bukti yang di carinya dan cara iya
merangkai-rangkainya ada pengaruhnya. Prosedur analitis ini disebut “motode
sejarah”.
Sifat Unifersal Daripada metode
Sejarah
Dengan sejarah kita masih dapat di
perdayakan, tetapi memperoleh intuk kesempatan belajar dari contoh masa lampau.
Pastilah bahwa sejarah merupakan pengalaman yang direkam dari umat manusia dan
orang dapat memperoleh manfaat dari pengalaman dalam setiap bidang pengetahuan.
Sejarah Hubungan Dengan Humaniora
maupin ilmu-ilmu sosial
Sejarah dapat memiliki sifat ilmu-ilmu
sosial, dan dapat kita harapkan dalam hal itu akan dapat di peroleh
kemajuan-kemajuan. Tetapi sejarah itu juga menaruh minat kepada masa lampau itu
sendiri beserta manusia individuil dan beserta tindalkan khusus dan garis
pertimbangan khusus manusia karena manusia menarik hati sebagai manusia.
Hubangan Antara Humaniora Dan
Ilmu-Ilmu Sosial
Karena
beda antara humaniora dan ilmu-ilmu sosial dengan mudah dapat di
lebih-lebihkan. Pokok pemahasan yang semestinya daripada kedua bidang itu
adalah manusia sebagai makluk budaya, mahluk intelektuil, dan mahluk sosial.
Kedua bidang ingin menemukan generalisasi-generalisasi, meskipun ilmuan sosial
biasanya lebih berminat kepada lamaran dan pengendalian, di bandingkan dengan
ilmuan humaniora yang biasanya lebih berminat kepada contoh yang baik,
terlebih-lebih lagi yang luar biasa,di bandingkan dengan ilmuan sosial.
Sejarah Sebagai Ilmuan Sosial
Kenyataan bahwa Spancer dan banyak
tokoh filsuf yang terkemuka lainya sama pentingnya bagi ilmuan humaniora, dan
ilmuan sosial, di samping adanya fakta-fakta lain, menyebabkan kita cenderung
kepada kesimpulan bahwa dua jenis sarjana itu terkadang lebih berbeda dalam hal
titik berat dan waktu daripada dalam hal pokok pembahasan dan tujuan.
Sarjanawan humaniora tidak perlu, tetapi dapat, menjadi ilmuan sosial bagi
masalampau.
Tiga Cara Untuk Mempelajari
Pencapain Manusia
Memegang ilmuan humaniora dapat mempergunakan
dua pendekatan lain terhadap subyeknya yang di anggap lebih baik daripada yang
di tempuh oleh ilmuan sosial. Iya mungkin mempelajari karya-karya besar satra,
seni, atau musiksecara analitis dan estetis. Iya boleh jadi seorang kritikus
sastra, dan dharma shakespeare misalnya saja mungkin menarik minatnya untuk
sebagian besar karena struktur interennya langgam, dan kearifanya, dan sejarah
yang di masukanya didalam studinya dimasukanya untuk memberikan pengetahuan
mengenai apa yang mendahuluinya.
Minat Sarjana Kepada Tiga Cara
Karena setiap individu mungkin
menuliskan sejarah dirinya (dan pastilah iya sering memungkinkan itu), iya
dapat melakukan itu dengan menempuh jalan yang merupakan kombinasi antara
ketiga pendekatan yang di lukiskan di atas, yakni yang bersifat budaya total
atau sosiologis, yang spesialistis, dan analistis.
BAB III
APAKAH “ SEJARAH” DAN
“SUMBERSEJARAH”?
Arti daripada “sejarah”
Kata inggris history (sejarah) berasal
dari kata benda yunani, istoria, yang berarti ilmu. Dalam penggunaanya oleh
ilsuf yunani aristoteles, istoria berarti suatau pertelaan sistematis mengenai
seperangkat gejala alam, entah susunan kronologi merupakan faktor atau tidah
didalam pertelaan; penggunaan itu, meskipun jarang, masih tetap hidup didalam
bahasa inggris didalam sebutan natural history.
Menurud
definisi yang paling umum, kata history kini berarti “masa lampau umat
manusia”. Dibandingkan dengan kata jerman untuk sejarah, yakni geschichte yang
berarti dari kata geschehen yang berarti terjadi. Geschichte adalah sesuatu
yang telah terjadi. Dari pada kata sejarah ucapkali dijumppai didalam
ucapan-ucapan yang terlalu seringa di pakai seperti “semua sejarah mengajarkan
sesuatu” atau pelajaran-pelajaran sejarah.
“Obyektifitas” dan “subyektifitas”
Kadang-kadang benda seperti reruntuh,
perkamen dan mata uang tertinggal dari masa lampau. di luar itu fakta-fakta
sejarah di peroleh dari kesaksian dan karenanya merupakan fakta arti (facts of
meaning). Fakta-fakta semacam itu tidak dapat di lihat, dirasa, dikecap,
didengar, atau dicium baunya. Dapat di katakan bahwa fakta-fakta itu merupakan
lambang atau wakil daripada sesuatu yang pernah nyata ada, tetapi fakta-fakta
itu tidak memiliki kenyataan obyek sendiri. Dengan perkataan lain, fakta-fakta
itu hanya terdapat di dalam pemikiran pengamat atau sejarawan dan karenanya
dapat disebut Subyektif.
Artifak Sebagai Sumber Sejarah
Hanya jika kita dapat menemukan relik
daripada kejadian-kejadian yang menyangkut manusia sepertti pecahan-pecahan kuali,
mata uang, reruntuhan, naskah, buku, potret, peranko, sepotong rongsokat,
seutas rambut atau sisa-sisa arkeologis atau antropologis, maka kita akan
memiliki objek-objek yang lain daripada kata-kata yang dapat di pelajari oleh
sejarawan. Akan tetapi obyek-obyek itu tidak pernah merupakan kejadian atau
peristiwa itu sendir.
Pengertian Sejarah Dibatasi Oleh
Tidak Lengkapnya Rekaman-Rekaman
Sayang sekali untuk sebagian besar
masalampau kita tidak hanya memiliki bukti lebih lanjut mengenai lingkungan
insani untuk menempatkan didalamnya artifact yang tertinggal dari masa lampau,
melainkan artifact itu sendiri kita tidak punya. Kebanyakan hal-ihwal manusia
tidak meninggalkan bekas-bekas atau rekaman-rekaman dalam bentuk apapun.
Masalampau, sesudah terjadi, telah tenggelam untuk selama-lamanya dengan hanya
meninggalkan jejaknya.
Sejarah Sebagai Proses Rekreasi
Yang Subyektif
Berdasarkan sisa-sisa yang sangat
boleh jadi tidak mencukupi itu harus sejarawan harus berusaha sedapat-dapatnya
untuk menyusun kembali masa lampau total umat manusia. Pendekatan sasaran
sejarawan adalah untuk mendekati sedekat-dekatnya suatu masalampau yang telah
lenyap yang merupakan suatu proses subyektif dan bukanya kepastian experimentil
yang mengenai suatu realitas yang obyektif. Iya berusaha memperoleh pendekan
kepada kebenaran mengenai masalampau sedekat-dekatnya, sejauh dapat di capai
dengan koreksi yang terus menerus terhadap gambaran-gambaran mental dan
sekaligus mengakui kenyataan bahwa pada hakekatnya kebenaran itu telah lolos
kepadanya untuk selama-lamanya. Disinilah letak beda esensil atasa studi
mengenai masa lampau manusia dan studi mengenai lingkungan fisik manusia.
Sejarah Daripada Metode Sejarah
metode
sejarah tidak hanya dapat dibuatkan ketentuan dan peraturan, menurut kenyataan
telah lebih daripada duaribu tahun metode sejarah dibuatkan perturan-peraturan.
Thucydides, yang pada abad 5 sebelum masehi menulis sejarah daripada perang,
peloponnesos, secara teliti menceritakan kapada pembacanya bagaimana caranya
iya mengumpukan bahan-bahanya dan bagai mana cara iya memisahkan apa yang benar
daripada apa yang khayal. Bahkan apa bila iya mengarang pidato-pidato untuk
memasukan kedalam mulut orang sejaman, iya berusaha untuk membuat menyerupai
pidato-pidato asli sejauh dapat di ketahui daripada sumber-sumbernya.
Sumber-sumber
Masalah sejarawan dalam usaha memiliki
suatu subyek dan mengumpulkan informasi mengenai subyek itu (ini biasa di sebut
dengan yunani heuristik) heuristik sejarah tidak berbeda dengan hakikatnya
dengan kegiatan biblografis yang lain sejauh menyangkut buku-buku yang
tercetak. Akan tetapi sejarawan harus banyak menggunakan material yang tidak
dapat didalam buku-buku. Jika bahan-bahan itu bersifat arkeologis, epigrafis,
atau numismatis untuk sebaguan besar iya harus bertumpu kepada museum. Jika
bahan itu berbentuk dokumen resmi maka iya harus mencari di arsip,
pengadilan-pengadilan perpustakaan pemerintah dan lain-lain.
Dokumen
Kata dokumen (dari kata docere,
mengejar) juga telah di pergunakan oleh sejarawan dengan berbagai arti. Di
suatu pihak kata itu terkadang di pergunakan dengan arti sumber tulis bagi
informasi pembuata sejarah. Di lain pihak kata itu hanya di peruntukan sebagai
surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian.
BAB IV
MEMILIH SUBYEK DAN MENEMUKAN
INFORMASI
Pemilihan Subyek
Guru-guru besar sejarah sering
menyimpan data subyek yang meraka anggap penting diselidiki oleh mahasiswa;
penerbit dan editor kadang-kadang mempunyai judul buku dan yang tidak berpengalaman
perlu diajarkan agar supaya tidak di pengaruhi oleh prefensi seorang garu,
penerbit atau editor melainkan kehendaknya mengikuti pemilihanya sendiri.
Mengarungi suatu obyek
Boleh
jadi suatu contoh akan cukup menjelaskan proses ini. (contoh inisengaja di
pilih dari suatu bidang sejarah yang mengenainya pembaca dapat di anggab
mempunyai minat tertentu dan mempunyai pengetahuan cukup, tetapai pemula yang
berminat kepada masala-masala yang lebih jauh mengenai sejarah tidak perlu
mempunyai tarah pemgetahuan yang sama sebagai permulaan).
Memperluas ruanglingkup subyek
Untuk
menghindarkan extremitas seperti itu patut di ingat bahwa proses mengarungi
sesuatu subyek yang terlalu luas jika subyek itu begitu sepele atau khusus
sehingga kesaksiannya mengenai tidak cukup. Karena itu jika minat anda di dalam
sejarah misalnya di peroleh ayah anda di dalam perang dunia kedua.
Limitasi terhadap pemilihan subyek
Hastrat
terhadap sastrawan yang bertanggung jawab untuk menghadirkan ketergantungan
yang terlalu besar kepada pengarang-pengarang lain, untuk memberikan sumbangan
risinil terhadap studi sejarah,
mengharuskan di wajibkan ertanyaan lain yang berhubungan dengan pemilihan suatu
subyek.
Komplexnya Studi Komparatif
Kesukaran-kesukaran teknis barangkali
lebih besar lagi jika yang di pilih adalah sesuatu subyek didalam bidang
komperatif, karena masalah perbandingan yang sederhana sekalipun mungkin
menhendaki dimilikinya pengetahuaan ramkap tiga.
Alat Bantu Untuk Memilih Subyek
Seorang pemula yang seksama mungkin
juga ingin mengetahui sebelum ia terlibat terlalu jauh, apakah bidang
penelitian yang meliputi subyeknya sudah digali secara mendalam, sehingga tidak
banyak kans baginya untuk menyatakan sesuatu yang baru atau berbeda
Penyelesaian Judul Kepada Penyaji
Kemudian akan ada sendiri mengapa pada
tahap-tahap awal dalam penelitian, subyek anda lebih baik digambarkan sebagai
pertalam penelitian, subyek anda lebih baik digambarkan secara pertanyaan dan
tidak sebagai topic.
Bagaimana Menemukan Sumber
Setelah memiliki sesuatu persyaratan
untuk dibahas, maka seorang pemula akan di harapkan kepada masalah mencari
informasi yang akan memungkinkanya untuk menjawab pertanyaan itu. Laboratorium
penelitian yang lazim bagi seseorang sejarawan adalah perpustakaan. Dan alatnya
yang paling bermanfaat disana adalah kata logis. Ada buku-buku yang telah
ditulis khusus untuk memungkinkan pemakai perpustakaan mencari hasil maksimal.
Membuat Catatan
Yang paling menyusahkan dalam
pekerjaan sejarawan adalah membuat catatan. Adalah sama pentingnya untuk tidak
belajar untuk membuat catatan atau untuk membuat catatan yang singkat, dengan
membuat catatan yang lengkap.
BAB V
DARI MANA DATANGNYA INFORMASI
SEJARAH?
Masalmpau demi masalampau
Sejarah
setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan yaitu: (1). Pengawal daripada warisan budaya
dan (2). Penutur kisah daripada perkembangan umat manusia. Dalam kedudukanya
yang pertama iya berminat kepada usaha untuk menetapkan sesuatu cerita mengenai
orang, peristiwa, pikiran, lembaga dan benda pada masa lampau secara peling
akurat, paling terperinci dan paling tidak memihak sejauh mungkin sejauh
diijinkan oleh pengetahuanya dan kritik mengenai sumber.
Objek-Objek Yang Tertinggal Sebagai
Dokumen
Bagi seorang sejarawan entah ia
seorang antikuarian atau filsuf sosial, sebuah pecahan keramik atau mata uang,
sebuah material kuno atau sebuah perangko masa sekarang mungkin sebuah dokumen
pribadi, yang memperlihatkan kemampuan artistik, tingkat kemampuan baca,
barangkali bahan dan aspirasi dari orang yang mebuatnya atau penciptakanya.
Kesaksian Tetulis
Berlainan dengan ahli antropologi yang
berminat kepada masyarakat-masyarakat pra-aksara dan ahli arkeologi yang
berminat kepada artifak. Maka sejarawan terutama menggunakan kesaksian yang
terkandung didalam dokumen-dokumen tertulis. Dokumen-dokumen itu dapat dibagi
atas kategori-kategori pokok seperti otobiografi, surat, laporan surat kabar,
laporan steno daripada benda-benda legislatif dan yudikatif serta arsip-arsip
dari istansi-istansi niaga pemerintah dan sosial.
Aturan-aturan Umum
Kiranya cukup untuk keperluan ini jika
kita ajukan empat aturan umum untuk menentukan mangapa sekelompok dokumen dapat
dianggap lebih penting dibanding yang lain. (1) sepertiyang telah kita liat
pengamatan yang tidak lengkap dan ingatan tidak baik sering mengakibatkan tidak
mencukupinya kesaksian. (2) beberapa dokumen pada mulanya semata-mata
dimaksudkan sebagai arsip atau alat bantu bagi ingatan seseorang, beberapa
lainya sebagai propaganda dsb. (3) karena usaha di suatu fihak untuk
melaksanakan kebenaran. Dan dilain fihak itu menghasilkan dengan bunga-bunga
sastra, retorik, atau dramatika cenderung bertambah sesuai dengan pertambahan
pembaca. (4) karena pada umumnya kesaksian pengamat dan pelapor yang terdidik
atau berpengalaman.
Sumber-Sumber Sekunder
Seringkali sejarawan harus bertumpu kepada
karya-karya sekunder (yakni kisah dan exposisi tangan kedua sejarawan-sejarawan
lain) utuk memperoleh pengetahuan mengenai latarbelakang yang diperlukan guna
mengenai lebih mendalam dokumen-dokumen sejaman tapi iya seringkali juga
mengetahui, bahwa jika pertelaan sekunder yang baik akan memungkinkan untuk
mengerti lebih baik dokumen sejaman, maka pengertian yang tepat mengenai
dokumen sejaman akan memungkinkanya mengerti lebih baik sebuah sebuah dokumen
sejaman, maka pengertian yang tepat mengenai dokumen sejaman akan memungkinkan
mengoreksi pertelaan sekunder itu. Pada akhirnya pengetahuan paling baik di uji
dengan suatau analisa kritis terhadap kesaksian orang-orang sejaman.
BAB VI
MASALAH OTENSITAS ATAU KRITIK EXTERN
Sampai
sekarang dianggap bahwa dokumen-dokumen yang telah digarap adalah otenik,
masalah otensitas jarang di hadapi oleh ahli sosiologi, psikologi atau
antropologi yang pada umumnya mempunyai suatu subyek hidup dibawah pandangan
matanya yang dapat dilihat pada saat ia menyusun otobiografinya dan dapat
mengiterogasinya mengenai hal-hal yang menimbulkan kesangsian.
Dokumen Yang Palsu Atau Menyesatkan
Penulisan
dokumen dalam keseluruhan atau untuk sebagian. Meskipun bukan merupakan suatu
hal yang biasa, namun cukup sering terjadi sehingga seorang sejarawan yang
cermat harus waspada terhadapnya. “Dokumen sejarah” dipalsukan karena beberapa
sebab terkadang mereka dipergunakan untuk mendukung suatu claim yang palsu.
Ilmu Bantu Sejarah
Maslah
rektorasi teks tidaklah sering mengganggu sejarawan masa kini, terutama sekali
karena banyak ahli yang terlibat dalam apa yang secara egosentris oleh sejarah
disebut ilmu bantu sejarah mempersiapkan baginya teks-teks yang sudah dianalisa
secara kritis.
Penyimpangan diantara sumber-sumber
Seringkali sejarawan menjumpai dua
atau lebih teks yang berbeda dari dokumen yang sama yang di terbitkan oleh
ahli-ahli yang bertanggung jawab. Dan didalam sejarah moderen dimana ribuan
arsip dan perpustakan, alamari-alamari, kalder-kalder, peti-peti, tata naskah
dari pengacara, pengadilan, dokter, pesikonologis dll. Penuh sesak dengan
dokumen yang tidak terbit. Kadang-kadang juga versi-versi yang diterbitkan
tidak sepenuhnya betul seihingga perlu dilakukan pembandingan dengan menuskrip
sumber keliru.
Identifikasi Daripada Pengarang Dan
Daripada Tanggal
Yang jelas merupakan bagian esensil
daripada kritik ekstern, adalah penerkaan mengenai tanggal kira-kira daripada
dokumen dan suatu identifikasi daripada menurut dugaan adalah pengarangnya.
Jika tidak, adalah tidak mungkin untuk membuktikan atau menyangkal otentisitas
dengan menunjukan anakronisme, tulisan tangan, langgam dan lain-lain.
BAB VII
MASALAH KREDIBILITAS ATAU KRITIK
INTERN
Sejarawan pertama kali memeriksa
kesaksian dengan jalan memperoleh seperangkat unsur yang releven bagi suatu
topik atau persoalan yang ada dalam pikiranya. Unsur-unsur yang terpencil tidak
mempunyai seberapa arti pada dirinya sendiri, jika mereka tidak memiliki
konteks atau tidak cocok di dalam suatu hipotesa maka nilai mereka patut di
ragukan.
Apa Fakta Sejarah Itu?
Dalam proses analisa sejarawan harus
selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan didalam dokumen. Lebih daripada
dokumen itu sendiri didalam keseluruhanya. Sambil memperhatikan ia bertanaya: apakah
unsur itu kredibel?. Gradibel dalam arti khusus ini iyalah konform kepada
penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber.
Hipotesa Interogatif
Menyusun hipotesa dalam bentuk
interogatif adalah lebih bijaksana daripada menyusunya daripada daripada menyusunya
dalam bentuk deklaratif, jikapun bukan karena sebab lain, adalah semata-mata
karena bersifat lebih tidak meningkat sebelum semua bukti selesai diperiksa.
Penilaiyan pribadi
Analisa
daripada pidato gettysburg (dengan asumsi palsu bahwa pengarangnya tidak di
ketahui), menunjukan jenis pertanyaan yang ditekankan oleh sejarawan terhadap
dokumen anonim maupun dokumen yang diakui.
Aturan-aturan Umum
Didalam sidang pengadilan sering
dianggap bahwa semua kesaksian dari pihak seorang saksi, meskipun di bawah
sumpah, patut dicurigai jika pengacara-pengacara lawan dapat merusak gambaran
umum mengenai wataknya atau dengan jalan “examination” dan “cross-examination”
menimbulkan keragu-raguan mengenai dapatnya iya dipercaya dalamm beberapa hal.
Kemampuan untuk menyampaikan
kebenaran
1. Kemampuan
untuk menyatakan kebenaran untuk sebagian bertumpu kepada dekatnya saksi pada
peristiwa.
2. Jelas
bahwa semua saksi, sekalipun sama-sama dekat kepada peristiwa , tidak sama-sama
kompoten sebagai saksi.
3. Tingkatan
perhatian juga merupakan faktor penting didalam kemampuan untuk mengatakan
kebenaran.
4. Kita
telah menyebutkan bahwa daripada pertanyaan yang mengarahkan (leading
question), pertanyaan semacam itu menyarankan jawaban yang diharapkan
menyebabkan sukarnya orang menyatakan kebenaran.
5. Dalam
contoh yang terakhir, si penyidik hampir-hampir saja melakukan reasoning in a
circle (bernalar dalam lingkaran) dari premisse kembali ke premisse telah di
ketengahkan pula bahwa salah satu sebab mengapa masalah dan peristiwa keagamaan
menerima perhatian sebegitu besar dalam abad pertengahan adalah karena
sumber-sumber utama ditulis oleh ulama.
6. Kekurangan yang hampir-hampir tak terhindarkan
dalam dokumen pribadi adalah egosentrisme.
Koroborasi
Sebuah unsur primer yang telah
disimpulkan dari sebuah dokumen melalui proses kritik extern dan intern yang
telah dilukiskan hingga sekarang, belum dapat dianggap tegak sebagai fakta
sejarah meskipun ada terdapat suatu peranggapan yang kuat bahwa unsur itupun
dapat dipercaya, namun peraturan umum daripada sejarawan menentukan bahwa yang
dapat diterima sebagai fakta sejarah hanyalah unsur-unsur yang didasarkan atas
kesaksian yang merdeka daripada dua atau lebih saksi yang dapat dipercaya.
Kepastian Versus Ketentuan
Karena
tindakan pencegahan semacam itu tidak selalu dilakukan dan pernyataan satu
saksi tidak selalu dilakukan sebagi propaganda yang hanya dapat diberi bukti
yang rendah tingkatanya timbullah suatau paradox yang ganjil.
BAB VIII
MEMPELAJARI (DAN MENGAJAR)
TEKNIK_TEKNIK SEJARAH
Alasan-alasan Untuk Mempelajari
Sejarah
Kita
dapat memutuskan untuk mempelajari sejarah dengan pembagian alasan. Diantara
alasan-alasan itu iyalah suatau rasa ingin tahu yang iseng tentang masalampau
keluarga kita atau tempat tinggal kita, hasrat untuk menerangkan kepada diri
sendiri asal-usul budaya kita, suatu minat patriotik kepada asal-usul negara
kita, kehendak untuk mengetahui latarbelakang sosial. Dalam usaha mempelajari
metode sejarah, adalah lebih baik seorang mahasiswa didorong oleh minatnya
sendiri dari pada didorong oleh gurunya.
Konsepsi yang lazim mengenai
sejarah
Seorang pemula akan cenderung untuk
mengambarkan bahwa penelitian sejarah terdiri atas seleksi bahan-bahan dari
berbagai buku atau artikel dan penyusunan kembali menjadi buku atau artikel
yang lain. Sistim pendidikan sejarah kita yang lazim, membiasakanya untuk
menganggap beberapa buku pegangan atau antologi-sumber dan seperangkat bacaan
luar sebagai sumber sejarah.
Majalah Sejarah Yang Di Hipotesis
Pengantar metode sejarah sebaiknya
berpretensi dan menyuruh mahasiswa berpretensi seolah-olah iya adalah editor
sebuah majalah sejarah yang telah meminta kepada setiap anggota kelas untuk
memberika sebuah artikel mengenai sesuatu subyek yang telah disepakati.
Beberapa alat bantu bagi komposisi
Bahan bacaan mengenai langgam dan
komposisi, luar biasa banyaknya langgam yang baik barangkali hanya di perdapat
jalan inspirasi dan perpirasi tetapi setidak-tidaknya sejumlah piranti untuk
bekerja telah disediakan.pengajar harus menekankan perlunya penggunaan
piranti-piranti atau alat-alat itu secara layak dan sering.
Kata yang tepat dan ungkapan yang
akurat
Karena
kesulitan dalam komposisi dalam penulisan sejarah tidak berbeda dari komposisi
jenis lain maupun, hanya sedikit yang perlu disebutkan disini yang khusus
berguna bagi sejarawanarti exak adalah sangat penting bagi sejarawan karena iya
berusaha menyampaikan kebenaran dengan sarana ungkapan kata-kata yang tidak
mencukupi.
Identifikassi-Identifikasi Yang
Layak
Sejarawan
yang berminat kepada reaksi pembaca-pembacaanya akan menghindarkan diri dari
anggapan bahwa pembacaanya mempunyai yeng terlalu banyak. Pemula-pemula di dalam
kelas-kelas universitas seringkali lupa akan hal itu karena mereka menyadari
benar-benar bahwa pembacaanya boleh jadi adalah seorang profesor yang cukup
berinformasi.
Mengedit Sebuah Dokumen
Sebuah kelemahan stilistik lain yang
harus di hindari oleh seorang sejarawan muda adalah pengutipan yang terlalu
panjang dan terlalu sering. Dokumen-dokumen menjadi begitu penting bagi pemula
dan hal itu memang dapat di berikan sehingga ia cenderung untuk mencoba
menceritakan kisah sebgaian besar dengan menggunakan pengkutipan dari
dokumen-dokumen itu.
Menghindarkan Langgam Yang
Dibuat-Buat
Seorang pemula cenderung untuk
menganggap bahwa alat-alat retoris yang dibuat dapat menambah kebagusan
langgamnya. Sejarawan terutama tergoda untuk menggunakan analogi yang diambil
darialam, seperti kelahiran, kematian, filogeni, dan sebagainya. Tetapi godaan
itu harus ditekan, karena tindakan itu tidak akan menyederhanakan pikiran
melainkan mungkin akan merumitkanya, tambahan pula mingkin sekali keakuratanya
patut diragukan. Penggunaan kata-kata dan ungkapan-ungkapan asing seringkali
juga merupan efektasi; bahkan nama diri dan gelar, seperti nama perusahaan,
penitia, komisi, dsb.
Ungkapan-ungkapan yang
diperlihatkan proses-proses mental
Pada akhirnya, mahasiswa (dan editor
hipotetis) harus berjaga-jaga terhadap uraian yang panjang leher mengenai
proses penulisan naskah. Tulisan-tulisan sejarawan terutama sekali rawan
terhadap pelanggaran ini karena hasratnya untuk mengatakan apa yang hendak
mereka lakukan, untuk menyimpulkan telah apa yang meraka lakukan, dan untuk
menyatakan tidak lebih daripada yang di benarkan oleh bukti-bukti yang ada.
Berapa draf diperlukan untuk
sesuatu komposisi?
Sebelum iya mulai menulis, seorang
sejarawan seyogyanya merancang artikel atau babnya sehingga iya mempunyai
gambaran apa yang menjadi bagian awal, bagian tengah dan bagian akhirnya.
Tetapi jika ia berbuat demikian sekalipun, pada umumnya iya harus menyusun
komposisi dengan catan-catatan, buku, surat kabar-surat kabar, artikel-artikel,
foto stat-foto stat, mikrofol-mikrofil, xerox-copy, dan sumber-sumber informasi
lainya.
BAB IX
SEPATAH KATA MENGENAI LANGGAM DAN
KOMPOSISI
Persoalan bentuk waktu
Sebagian
besar daripada komposisi sejarah adalah argumentatif. Yang mencoba untuk
dijawab adalah pertanyaan seperti mengapa caesar menyebrangi sungai rubicon?
Atau adakan washingto mengerti syarat-syarat kapitulasinya di fort necessity?
Tetapi apabila sejarawan menyajian suatau exposisi atau suatu kisah, maka
masalahnya menjadi lain, dan langgamnya tidak harus berbeda.
Catatan, Catatan Bawah Dan
Lampiran-Lampiran
Penulisan sejarah ditunjukan terhadap
sekurang-kurangnya empat sasaran, yakni detail faktuil yang akurat, kelengkapan
bukti yang cukup struktur yang logis dan penyajian yang terang dan halus.
Meskipun pada setiap tahap penulisanya sejarawan harus memperhatikan keempat
saran tersebut diatas, setiap tahap harus dititik beratkan secara
berganti-ganti pada salah satu diantara sarana-sarana tersebut,.
Penggunaan Kutipan Didalam Tulisan
Sejarah
Bagi sejarawan yang cennderung untuk
mengutip dokumen-dokumen secara panjang lebar (yang seringkali merupakan cara
yang kaku), masalah menghindarkan catatn bawah bagi identifikasi kata benda
diri didalam suatu kutipan merupakan suatu tantangan khusus, yang terlalu
sering dihadapi dengan jelan menambah kekeliruan berupa kutipan panjang dengan
jalan menyiapkan identifikasi didalam kurung melainkan juga akan membuat
kutipan lebih releven dengan jalan seolah-olah mengkaitkanya kepada suatu nama
yang sudah dikenal oleh pembaca.
Menghindarkan Bahasa Khusus
Sejarawan
Pembaca
awam bukan tidak ingin mengetahui bahwa sejarawan melakukan
penyingkatan-penyingkatan. Ia mengharapkan bahwa pengarang menguasai bahan
pembicarraanya; ia menganggap bahwa pengarang mengetahui segalanya secara
kreatif yang mungkin pada pihak pengarang terdapat keenggangan tertentu, untuk
mengakunya.
BAB X
MASALAH SELEKSI,PENYUSUNAN DAN
TEKANAN
Metode
sejarah bersifat ilmiah jika dengan ilmiah dimaksudkan “mampu untuk menentukan
fakta yang dapat dibuktikan” dan jika dengan fakta dimaksudkan suatu unsur yang
di peroleh dari hasil pemeriksaan yang keritis terhadap dokumen sejarah dan
bukunya suatu unsur dari pada aktualitas yang mampu. Apakah menguntungkan atau
merugikan, fakta-fakta yang tidak bersambungan pada dirinya sendiri tidak
merupakan hasil akhir sejarah. Suatu deskripsi mengenai suatu lembaga yang
lampau atau suatu kisah yang mengenai karir dan peristiwa yang lampau biasanya
merupakan tujuan bagi penyelidikan sejarah secara individuil.
Mendefinisikan kembali histrografi
Kenyataan bahwa ada arti-arti baru
yang diberikan kepada kata-kata yang telah dipergunakan dengan arti yang lain,
menyebabkan timbulnya sebagian kekacauan dalam diskusi-diskusi mengenai hakekat
sejarah. Kiranya ada baiknya untuk mengulangi disini bahwa suatu sejarah
merupakan suatu usaha yang sengaja untuk memberikan pertelaan mengenai suatu
peristiwa lampau atau kombinasi peristiwa-peristiwa; yakni apa yang terkadang
disebut sejarah tertulis, untuk membedakanya dari sejarah sebagai aktualitas
(atau tatolisan masa lampau umat manusia baik yang di ketahui atau tidak).
Tori-teori mengenai sintesa sejarah
Apa
yang diusahakan sebagia bersama-sama oleh sejarahwan sebagai suatu kelompok
adalah meberikan pertelaan yang selengkap-lengkap mungkin mengenai masalampau
manusia. Tujun daripada historiografi pada tarafnya yang tertinggi (yang pasti
tidak dapat dicapai) adalah menciptakan kembali totalitas daripada fakta
sejarah dengan suatu cara yang tidak memperkosa masa lampau yang sesungguhnya.
Terbatasnya manfaat daripada
proposisi atau pertanyaan sesuatu subyek
Baik proposisi yang mempersatukan
maupun hipotesa interogatif hanya bermanfaat lagi bagi subyek-subyek yang
sedemikian monografis sifatnya, sehingga teman-temanya dapat di cakup didalam
satu proposisi atau pertanyaan tunggal (maupun kelompuk proposisii dan
pertanyaan yang berhubungan secara kausal).
Kebaikan adanya interkretasi yang
berbeda-beda
Komposisi musik lebih cermat daripada
kata-kata yang dituliskan atau di ucapkan, dan instrumen-instrumen musik
merupaka alat yang secara mekanis lebih akurat untuk memperoduksi maksud
seseorang komponis daripada pikiran, tangan atau lidah manusia mereproduksi
pikiran seorang saksi. Namun dua orang berbakat dengan instrumen yang sama,
meskipun mereka sepakat mengenai partiturnya, dapat meberikan interpretasi yang
berbeda kapada segubahan musik; dan pikiranya memang lebih baik demikian
halnya.
BAB XI
MASALAH SEBAB, MOTIIF DAN PENNGARUH
Sebab Langsung Atau Lantaran
Sejarawan
cenderung untuk bicara mengenai sebab langsung atau lantaran serta sebab tak
langsung daripada peristiwa-peristiwa sejarah. Adapun sebab-sebab taklangsung
dalam kedua peristiwa itu meliputi politik kekuasaan, anarcis dunia, persaingan
komersiil, aspejk-aspek nasional, saling takut-menakuti dan ambisi-ambisi
teritorial. Pemberontakan luther, misalnya saja ada yang mengatakan dimulai
dengan menempelkan sembilan puluh lima dalil, ada yang megatakan dimulai dengan
disputasi dengan Eck, adapula yang mengatakan dimulai dengan diet daripada
worms dan seterusnya.
“Lantaran”
Sebagai Suatu Kebetulan Penggerak
Sebab langsung atau lantaran sering mempunyai sifat suatu
kebetulan. Andaikata anak hendri VIII bukanya meri malaikat seorang putri,
hendri mungkin tidak ingin menceraikan ketrina dari aragon dan dengan demikian
reformasi ingggris mungkin tidak terjadi. Akan tetapi ”sebab langsung” bukan
suatu sebab yang sungguh-sungguh: sebab langsung hanyalah merupakan suatu titik
dalam suatu rantaiyan peristiwa, tren, pengaruh, dan kekuatan-kekuatan yang
pada titik itu akibatnya mulai nampak.
Sejarah
Dibandingkan Dengan Ilmu-Ilmu Alam
Apa bila
sejarawan mendiskusikan masalah sebab-sebab tak langsung, mereka paling sering
dan paling keras berselisih paham. Karena keterangan kausal mengenai
pristiwa-peristiwa di dasarkan atas filsafat-filsafat sejarah: padahal
filsafat-filsafat sejarah tidak akan ada akhirnya. Pada waktu yang sama, dari
hari-kehari, terjadilah sejarah yang baru. Karena diadapi oleh alam semesta
yang untuk sebagian mengecil sedangkan untuk sebagian mengembang, yang paling
jauh hanya merupakan rekaman yang melambangkan alam semesta.
Teori-teori
mengenai sebab sampai kepada jaman reformasi
Sejarawan sejarah mesir, babylonia dan yunani untuk
sebagian besar anggapannya mengenai sejarah sama dengan herodotus, yang
menuliskan sejarahnya “ dengan harapan untuk melihat kenangan kepada apa yang
telah di lakukan oleh manusia dan untuk mencegah. Perkembangan-perkembangan
yang tidak dapat mereka terangkan secara demikian cenderung mereka
menganggapnya sebagai akibat daripada kehendak dewa-dewa. Dengan demikian
historigrafi barat dalam abad pertengahan menjadi usaha merekam kisah mengenai
hal ihwal duniawi manusia sesuai dengan sesuatu rencana ilahi.
Kaum
resionalis dan sebab-sebab sejarah
Perkembangan desme dan rasionalisme dalam abad-abad ke 17
dan 18 mengurangi penekanan kepada rencana tuhan dan memperbesar minat kepada
karya menusia serta tempat tinggalnya. Yang gaib maupun wahyu dan ilham ilahi
sebagai keterangan kausal bagi perkembangan manusia tersingkir secara
berangsur-angsur oleh penekanan baru kepada yang alamiah dan yang biasa.
Bagai
mana membuktika suatu pengaruh
Kini tiba saatnya bagi kita untuk menyimpulkan
konsiderasi-konsiderasi yang secara meyakinkan dapat menegaskan bahwa suatu
tokoh, benda, atau peristiwa sejarah (maupun kelompok-kelompok daripadanya)
berpengaruh terhadap yang lain. Misalnya saja, karena dapat diperlihatkan bahwa
jendral rusia scharnhorst mengusulkan refisi daripada sistimiliter prusia
sebelum 1808, tatkala suatu perjanjian dengan prancis membatasi besarnya
tentara prusia, jelas tidak dapat untuk mencarika sebab bagi refrom militer
scharnhorst pada pembatasa itu.
BAB
XII
Sejarawan
Dan Masalah-Masalah Masa Kini
Telah dikatakan bahwa “sutu gesetzwissenschaft
mempergunakan satu kasus tunggal semata-mata untuk membantunya mengerti suatu
prinsip umum, sedangkan suatu gesetzwissenschaft mempergunakan suatu prinsip
umum semata-mata untuk membantunya mengerti kasus tunggal”. Penggunaan
ilmu-ilmu sosial yang lebih banyak oleh sejarawan dalam usahanya untuk
memberikan ilustrasi atau menguji dan menyesuaikan atau mengambil alih
generalisasi-generalisasi dan klastifikasi-klastifikasi dari pihak
sarjana-sarjana sosiologi, ekonomi, dan antropologi pada waktu akhir ini telah
dilanjutkan oleh beberapa sejarawan, terutama oleh sejarawan amerika serikat.
Sejarah
dan pengertian-pengertian ilmu sosial
Meskipun ada
terdapat kekawatiran-kekawatiran yang tegar dan lluas, namun penggunaan dariada
generalisasi-generalisasi ilmu alam oleh sejarawan terus bertambah. Misalnya,
bukanlah suatu kebetulan bahwa pada masa yang akhir ini telah terdapat demikian
banyak perhatian terhadap sejarah kota, kereta api dan peniagaan kepada sejarah
harga-harga dan pemikiran sosial, kepada bidang sosial ekonomi, daripda perang,
serta kepada pengembangan lembaga-lembaga internasional.
Sejarah
dan pisikologi
Disini dapat
dilanjutkan contoh mengenai suatu bidang suatu ilmu sosial dimana dapat dicapai
kemajuan secara lebih mudah dengan jalan mengadakan kerja sama yang sangat erat
dengan para sejarawan. Sejarawan-sejarawan pisikologi yang kenal akan metode
sejarah dan sejarawan yang mengetahia mengenai tehnik-tehnik dan asas-asas
pisikologi, dengan jalan melakukan studi mengenai personalitas sebagai mana
yang diberi ilustrasi oleh tokoh-tokoh sejarah dapat membuat tipologi semacam
itu secara lebih otentik, lebih tepat dan lebih berfariasi.
Masalampau
berdasarkan masakini
Dapat disimpulkan disini bahwa setidak-tidaknya ada tiga
cara dimana masa kini menentukan bagaimana sejarawan akan menafsirkan masa
lampau. Cara yang pertama berasal dari kecendrungn yang tidak dapat dihindarkan
untuk mengerti prilaku oranglain dan karenanya kesaksian orang lain,
berdasarkan pola-pola prilakunya sendiri. Yang kedua disebabkan oleh kenyataan
bahwa iklim intelaktualnya sendiri merupakan faktor yang menentukan didalam
pilihanya sunyek-subyek yang akan diselidiki oleh sejarawan. Yang ketiga bersumberpada
ekploitasi pristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sebagai ganti sesuatu
laboratorium.
Sengat
ilmiah didalam sejarah
Generalisasi-generalisasi mengenai fakta-fakta sejarah
harus dianggap mempunya validitas terbaik, karena setiap sekema kausal yang diterapkan
kepada sejarah cenderung untuk mepunyai unsur berat sebelah pribadi yang beasr,
serta karena pengertian sejarah harus dilihat dari upaya-upaya suatu pemikiran
yang di kondisikan oleha suatu budaya masa kini.
v Kelebihan Buku Mengerti Sejarah
Kelebihan buku ini adalah
menjelasken tenteng penulisan buku sejara yang di mana mengetahui apa saja yang
perlu kita lakukan dalam penulisan sejarah bagi sejarawan pemula,mengetahui apa
saja metode-metode yang di gunakan dalam penulisan sejarah, di mana sumber
sejarah dan bagai mana mengarang sejarah yang baik dan benar bagi sejarawan
pemula. Bahkan di dalam buku ini kita bisa mendapatkan banyak informasi tentang
penulisan sejarah.
v Kekurangan Buku Mengerti Sejarah
Kekurang dalam buku Mengerti sejarah
adalah di mana buku ini masih banyak memiliki kekurangan, terutama didalam
penulisanya masih banyak kata-kata yang salah karena kurang meneliti kembali
tulisan yang di buat. Dan buku ini dalam penulisan kata-katanya sangat susah di
mengarti karena kata-katanya berbelit-belit.
v Kesimpulan
Dari pembahasan di atas saya dapat
simpulkan bahwa buku ini membahas tentang bagai mana kita mengetahui sejarah
lebih dekat, dan bagai mana cara menulis sejarah dengan baik bagi sejarawan
pemula, bahkan dalam buku ini di ajarkan metode-metode apa saja yang perlu kita
lakukan dalam penelitian di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø Luis
gottschalk.mengerti sejarah.Universitas
Indonesia(Ui press).1985