Selasa, 17 Desember 2013

ULASAN BUKU TENTANG MENGENAL SEJARAH



NAMA           : I PUTU
STBK            
TUGAS          : Kapita Selekta Sejarah Indonesia
MENGULAS BUKU “MENGERTI SEJARAH”
MENGENAL SEJARAH
BAB I
PENILAIAN TERHADAP PENULISAN SEJARAH
Sejarah dan Patriotisme
          Pada saat krisis nasional,seperti jaman perang atau masa penyesuaian sesudah perang, sejarawan akan memperoleh tekanan-tekanan untuk menuliskan kisah perkembangan negerinya secara sentimentil jika perlu dengan sedikit mengorbankan kebenaran. Pada bagian akhir perang dunia pertama pertentangan pendapat yang lama itu secara tajam memisahkan sejarawan daripada politikus  di amerika, sedangkan ada seorang warga kota chicago yang berada pada masing-masing pihak. Setelah histeria perang ketakutan pada komunis berkurang sikap objektif ilmiah di biarkan menyusup kembali kedalam buku sekolah kita. Segalanya akan berjalan dengan baik dan sejarah akan merosot menjadi kegiatan menggali kubur oleh mereka yang menganggur tetapi penuh rasa ingin tau, andai kata tidak timbul kekuatan di sekitar orang hitam dan orang coklat pada tahun 1930-an yang menggantika panik tahun duapuluhan.
          Namun patriotisme sebagai norma bagi penilaian penulisan sejarah harus selalu di curigai oleh pembaca yang keritis, hal itu bukan saja karena kecil kemungkinnanya bahwa akan ada terdapat sesuatu persetujuan antara sesama patrio yang yakin mengenai ukuran bagi apa yang patut di anggap patriotik.
Sejarah dan Kepercayaan demokratis
          Untuk bersikap adil terhadap golongan patriotik, perlu di catat bahwa mereka lebih memperhatikan masalah pendidikan pemuda daripada penelitian atau research. Namun dalam pendidikan pemuda sekalipun apabila kebenaran dapat di tetapkan dengan penggunaan metode sejarah, barang kali lebih baik disajikan secara murni. Suatu patriotisme yang lebih baik dan lebih langgeng dapat di kembangkan dengan jalan mengajarkan cita-cita demokrasi sebagai suatau kepercayaan terus terang dan terbuka.
Apa Sejarah Suatu Seni dan Ilmu?
          Namun kepercaya tidaklah sama sekali asing bagi sejarah. Dalam pidatonya selaku ketua di hadapan perserikatan sejarah amerika pada tahun 1933, yang berjudul “written history as an act of fainth” charles A. Beard menyatakan bahawa kedua hal itu saling mengisi.pastilah bahwa sejarah memiliki metode yang ilmiah; berjuta-juta sejarah dapat di pastikan secara meyakinkan baik secara awam maupun bagi ahli, sama halnya dengan fakta bahwa dua kali dua menjadi empat atau bahwa hidrogen dan oksigen yang di campur dalam proporsi tertentu dalam kondisi tertentu menjadi air. Untuk menjadika bahan-bahan mentah itu menjadi satu buku, kita harus melakukan seleksi, penyusunan atau deskripsi atau pengkisahan. Proses-proses itu telah kita sebutkan “historiografi” yang kita perbedakan dari metode sejarah yang analisis.
Sejara, Filsafat, Dan Etika
          Justru karena begitu banyak variabel yang terdapat dalam penyajian data sejarah, maka kebenaran tidak lagi merupakan satu penulussan serah yang seharusnya di letakan nomor dua pada suatu daftar norma bagi penelitianya adalah masuk-akalnya asas-asas filsafat si pengarang. Seorang sejarawan tidak dapat menghindarkan sesuatau filsafata atau sesuatu kode etik, dan karenanya lebih baik jika ia secara terbuka mengingatkan diri sesuata filsafat atau sesuatu kode etik. Sejarawan-sejarawan terbesar pada masa lampau ada memiliki filsafat dan memiliki ukuran seperti itu. Thucydides, tacitus, voltaire, gobbin, macaulay, menulis dengan sesuatu dan menggunakan ukuran-ukuran pertimbangan yang pasti.
Sejarah dan langgam satra
          Sesungguhnya sejarawan yang menulis secara tidak menarik, dalam hal itu merupakan sejarawan yang buruk. Secara profesinil ia wajib melukiskan pristiwa-pristiwa yang paling menggairahkan daripada masa lampau dunia dan menhidupkan kembali suasanaya, di samping melukiskan peristiwa-peristiwa biasa. Agak benar bahwa mereka yang pendapat-pendapanya dia bandingkan didalam kamus-kamus kutipan, jarang sekali harus bekerja dengan bibliografi, karya-karya referensi, arsip, koleksi-koleksi dokumen, berkas catatan-catatan, dan referensi-referensi silang.
Langgam baik dan kesarjanaan baik
          Pengarang yang serius kadang-kadang terpaksa memilih antara sejarah yang teliti dan popularitas, utuk seorang sarjana, pilihan didalam dilema semacam itu adalah mudah: memalsukan sejarah adalah pelanggaran yang lebih besar daripada penulisan yang kaku.argumentasi bahwa nilai-nilai semacam itu memerosotkan sarjana kepada kegiatan menulis untuk semacamnya saja, mungkin benar, tetapi tidak akan terlalu menjadi persoalan bagi mereka yang masih mementingkan kesarjanaan. Jika tujuan seorang pengarang adalah menjual buku atau artikel lebih daripada memperbaiki pengetahuan dan impotensi sejarah, maka iya harus memiliki pokok yang demikian populer sehingga hampir semua penelitian yang perlu telah di selesaikan oleh para ahli sehingga tinggal menyajikanya untuk sembutan baik dari khalayak ramai.
Penggunaan CatatanBawah
          Penggunaan catatan bawah mempunyai kegunaan juga. Catatan bawah memungkinkan pembaca yang cerdas untuk mengetahui bagaimana pengarang dapat mengetahui; dan sebagai sejarawan seorang sejarawan, dan bukan sebagaai penghasi sesuap nasi bagi keluarganya, pembaca yang cerdas sama halnya dengan seratus pembaca yang sering bergerombol di dalam klub-klub buku.
Penyalahgunaan Catatanbawah
          Bahwa secara umum catataan bawah tidak disukai, disebabkan oleh karena sifat jorok dan sok pintar daripada pengarang-pengarang catatan bawah yang sok-tau seringkali termasuk jenis yang akan di bicarakan kemudian di dalam bab IX. Catatan bawah semacam itu berisi komentar yang patut diragukan sangkut-pautya dengan  teks dan yang tidak di hilangkan oleh pengarang.
Sejarah dan selera Populer
          Penulisan sejarah mungkin terbatas kepada pristiwa-pristiwa nasional atau yang sejaman, ataupun terbatas kepada nama-nama atau pristiwa-pristiwa yang menonjol, andaikata hanya ditunjukan kepada selera populer. Sebagaimana yang di perhatikan oleh hadiah-hadiah tahunan dan “best sellers”, sikap berpedoman kepada selera populer, berarti menempuh resiko untuk mebatasi karya sejarah tidak hanya pada ukuran sastra yang rendah, melainkan juga kepada bidang perhatian yang sedikit dan sngat terbatas, seperti hal-hal yang baru terjadi, yang sedang menjadi buah bibir yang berisi sensasi, yang klasik, yang exotis, yang erotis dan yang priotis.
BAB II
Hubungan Antara Metode Sejarah Dengan Hidup Dan Ilmu
“Every Man His Own Historian”
          Setiap orang dewasa yang normal mengetahui, telah membaca, dan telah menulis cukup sejarah untuk menemukan ilustrasi yang sesuai mengenai sebagian besar masalah yang di bahas dalam buku ini. setiap orang bukan saja orang sejarawan yang harus menyusun sejarahnya sendiri untuk pengertianya sendiri (meskipun hal itu di lakukan hanya di dalam pikiranya saja), tetapi iya juga mempunyai kans untuk termasuk diantara mereka yang catatan-catatanya akan menarik minat sejarawan dari masa ratusan atau ribuan tahun yang akan datang dan dengan demikian akan memperoleh keabadian yang mungkin tidak akan di peroleh oleh orang-orang sejamanya yang lebih terkemuka.
Intisari Metode Sejarah
          Demikian cara menulis sejarah mengenai suatau tempat periode, seperangkat peristiwa, lembaga atau orang bertumpu kepada empat kegiatan pokok.:
1.    Pengumpulan obyek berasal dari jaman itu, dan pengumpulan bahan-bahan tercetak, tertulis, dan lisanyang boleh jadi relevan.
2.    Menyingkirkan bahan-bahan (atau bagian-bagian dari padanya) yang tidak otentik.
3.    Menyimpulkan kesaksian yang dapat di percaya mengenai bahan-bahan yang otentik.
4.    Penyusunan kesaksian yang dapat di percaya itu menjadi sesuatu kisah atau penyajian yang berarti. Suatu pegertian mengenai empat langkah atau di perluakn untuk membaca secara cerdas apa yang telah dituliskan oleh sejarawan buku ini berisi uraikan mengenai keempat langkah tersebut.
Sifat Konstan Daripada Metode Sejarah
          Secara brganti-ganti sejarah telah di anggap suatu bentuk sastra, suatu cabang daripada studi humaniora suatu pembantu bagi ilmu-ilmu sosial dan suatu metode untuk lebih mengerti semua seni dan ilmu, apakah ada di antaranya, kesemuanya atau tak satupun diantara klasifikasi tersebut di atas benar atau tidak, tidak kah mempengaruhi cara kerja sejarawan untuk menganalisa kesaksian yang ada sebagai bukti yang dapat di percaya mengenai masa lampau manusia. Namun kita akan melihat bahwa jenis bukti yang di carinya dan cara iya merangkai-rangkainya ada pengaruhnya. Prosedur analitis ini disebut “motode sejarah”.
Sifat Unifersal Daripada metode Sejarah
          Dengan sejarah kita masih dapat di perdayakan, tetapi memperoleh intuk kesempatan belajar dari contoh masa lampau. Pastilah bahwa sejarah merupakan pengalaman yang direkam dari umat manusia dan orang dapat memperoleh manfaat dari pengalaman dalam setiap bidang pengetahuan.
Sejarah Hubungan Dengan Humaniora maupin ilmu-ilmu sosial
          Sejarah dapat memiliki sifat ilmu-ilmu sosial, dan dapat kita harapkan dalam hal itu akan dapat di peroleh kemajuan-kemajuan. Tetapi sejarah itu juga menaruh minat kepada masa lampau itu sendiri beserta manusia individuil dan beserta tindalkan khusus dan garis pertimbangan khusus manusia karena manusia menarik hati sebagai manusia.
Hubangan Antara Humaniora Dan Ilmu-Ilmu Sosial
          Karena beda antara humaniora dan ilmu-ilmu sosial dengan mudah dapat di lebih-lebihkan. Pokok pemahasan yang semestinya daripada kedua bidang itu adalah manusia sebagai makluk budaya, mahluk intelektuil, dan mahluk sosial. Kedua bidang ingin menemukan generalisasi-generalisasi, meskipun ilmuan sosial biasanya lebih berminat kepada lamaran dan pengendalian, di bandingkan dengan ilmuan humaniora yang biasanya lebih berminat kepada contoh yang baik, terlebih-lebih lagi yang luar biasa,di bandingkan dengan ilmuan sosial.
Sejarah Sebagai Ilmuan Sosial
          Kenyataan bahwa Spancer dan banyak tokoh filsuf yang terkemuka lainya sama pentingnya bagi ilmuan humaniora, dan ilmuan sosial, di samping adanya fakta-fakta lain, menyebabkan kita cenderung kepada kesimpulan bahwa dua jenis sarjana itu terkadang lebih berbeda dalam hal titik berat dan waktu daripada dalam hal pokok pembahasan dan tujuan. Sarjanawan humaniora tidak perlu, tetapi dapat, menjadi ilmuan sosial bagi masalampau.


Tiga Cara Untuk Mempelajari Pencapain Manusia
          Memegang ilmuan humaniora dapat mempergunakan dua pendekatan lain terhadap subyeknya yang di anggap lebih baik daripada yang di tempuh oleh ilmuan sosial. Iya mungkin mempelajari karya-karya besar satra, seni, atau musiksecara analitis dan estetis. Iya boleh jadi seorang kritikus sastra, dan dharma shakespeare misalnya saja mungkin menarik minatnya untuk sebagian besar karena struktur interennya langgam, dan kearifanya, dan sejarah yang di masukanya didalam studinya dimasukanya untuk memberikan pengetahuan mengenai apa yang mendahuluinya.
Minat Sarjana Kepada Tiga Cara
          Karena setiap individu mungkin menuliskan sejarah dirinya (dan pastilah iya sering memungkinkan itu), iya dapat melakukan itu dengan menempuh jalan yang merupakan kombinasi antara ketiga pendekatan yang di lukiskan di atas, yakni yang bersifat budaya total atau sosiologis, yang spesialistis, dan analistis.
BAB III
APAKAH “ SEJARAH” DAN “SUMBERSEJARAH”?
Arti daripada “sejarah”
          Kata inggris history (sejarah) berasal dari kata benda yunani, istoria, yang berarti ilmu. Dalam penggunaanya oleh ilsuf yunani aristoteles, istoria berarti suatau pertelaan sistematis mengenai seperangkat gejala alam, entah susunan kronologi merupakan faktor atau tidah didalam pertelaan; penggunaan itu, meskipun jarang, masih tetap hidup didalam bahasa inggris didalam sebutan natural history.
Menurud definisi yang paling umum, kata history kini berarti “masa lampau umat manusia”. Dibandingkan dengan kata jerman untuk sejarah, yakni geschichte yang berarti dari kata geschehen yang berarti terjadi. Geschichte adalah sesuatu yang telah terjadi. Dari pada kata sejarah ucapkali dijumppai didalam ucapan-ucapan yang terlalu seringa di pakai seperti “semua sejarah mengajarkan sesuatu” atau pelajaran-pelajaran sejarah.
“Obyektifitas” dan “subyektifitas”
          Kadang-kadang benda seperti reruntuh, perkamen dan mata uang tertinggal dari masa lampau. di luar itu fakta-fakta sejarah di peroleh dari kesaksian dan karenanya merupakan fakta arti (facts of meaning). Fakta-fakta semacam itu tidak dapat di lihat, dirasa, dikecap, didengar, atau dicium baunya. Dapat di katakan bahwa fakta-fakta itu merupakan lambang atau wakil daripada sesuatu yang pernah nyata ada, tetapi fakta-fakta itu tidak memiliki kenyataan obyek sendiri. Dengan perkataan lain, fakta-fakta itu hanya terdapat di dalam pemikiran pengamat atau sejarawan dan karenanya dapat disebut Subyektif.


Artifak Sebagai Sumber Sejarah
          Hanya jika kita dapat menemukan relik daripada kejadian-kejadian yang menyangkut manusia sepertti pecahan-pecahan kuali, mata uang, reruntuhan, naskah, buku, potret, peranko, sepotong rongsokat, seutas rambut atau sisa-sisa arkeologis atau antropologis, maka kita akan memiliki objek-objek yang lain daripada kata-kata yang dapat di pelajari oleh sejarawan. Akan tetapi obyek-obyek itu tidak pernah merupakan kejadian atau peristiwa itu sendir.
Pengertian Sejarah Dibatasi Oleh Tidak Lengkapnya Rekaman-Rekaman
          Sayang sekali untuk sebagian besar masalampau kita tidak hanya memiliki bukti lebih lanjut mengenai lingkungan insani untuk menempatkan didalamnya artifact yang tertinggal dari masa lampau, melainkan artifact itu sendiri kita tidak punya. Kebanyakan hal-ihwal manusia tidak meninggalkan bekas-bekas atau rekaman-rekaman dalam bentuk apapun. Masalampau, sesudah terjadi, telah tenggelam untuk selama-lamanya dengan hanya meninggalkan jejaknya.
Sejarah Sebagai Proses Rekreasi Yang Subyektif
          Berdasarkan sisa-sisa yang sangat boleh jadi tidak mencukupi itu harus sejarawan harus berusaha sedapat-dapatnya untuk menyusun kembali masa lampau total umat manusia. Pendekatan sasaran sejarawan adalah untuk mendekati sedekat-dekatnya suatu masalampau yang telah lenyap yang merupakan suatu proses subyektif dan bukanya kepastian experimentil yang mengenai suatu realitas yang obyektif. Iya berusaha memperoleh pendekan kepada kebenaran mengenai masalampau sedekat-dekatnya, sejauh dapat di capai dengan koreksi yang terus menerus terhadap gambaran-gambaran mental dan sekaligus mengakui kenyataan bahwa pada hakekatnya kebenaran itu telah lolos kepadanya untuk selama-lamanya. Disinilah letak beda esensil atasa studi mengenai masa lampau manusia dan studi mengenai lingkungan fisik manusia.
Sejarah Daripada Metode Sejarah
          metode sejarah tidak hanya dapat dibuatkan ketentuan dan peraturan, menurut kenyataan telah lebih daripada duaribu tahun metode sejarah dibuatkan perturan-peraturan. Thucydides, yang pada abad 5 sebelum masehi menulis sejarah daripada perang, peloponnesos, secara teliti menceritakan kapada pembacanya bagaimana caranya iya mengumpukan bahan-bahanya dan bagai mana cara iya memisahkan apa yang benar daripada apa yang khayal. Bahkan apa bila iya mengarang pidato-pidato untuk memasukan kedalam mulut orang sejaman, iya berusaha untuk membuat menyerupai pidato-pidato asli sejauh dapat di ketahui daripada sumber-sumbernya.
Sumber-sumber
          Masalah sejarawan dalam usaha memiliki suatu subyek dan mengumpulkan informasi mengenai subyek itu (ini biasa di sebut dengan yunani heuristik) heuristik sejarah tidak berbeda dengan hakikatnya dengan kegiatan biblografis yang lain sejauh menyangkut buku-buku yang tercetak. Akan tetapi sejarawan harus banyak menggunakan material yang tidak dapat didalam buku-buku. Jika bahan-bahan itu bersifat arkeologis, epigrafis, atau numismatis untuk sebaguan besar iya harus bertumpu kepada museum. Jika bahan itu berbentuk dokumen resmi maka iya harus mencari di arsip, pengadilan-pengadilan perpustakaan pemerintah dan lain-lain.
Dokumen
          Kata dokumen (dari kata docere, mengejar) juga telah di pergunakan oleh sejarawan dengan berbagai arti. Di suatu pihak kata itu terkadang di pergunakan dengan arti sumber tulis bagi informasi pembuata sejarah. Di lain pihak kata itu hanya di peruntukan sebagai surat-surat resmi dan surat-surat negara seperti surat perjanjian.
BAB IV
MEMILIH SUBYEK DAN MENEMUKAN INFORMASI
Pemilihan Subyek
          Guru-guru besar sejarah sering menyimpan data subyek yang meraka anggap penting diselidiki oleh mahasiswa; penerbit dan editor kadang-kadang mempunyai judul buku dan yang tidak berpengalaman perlu diajarkan agar supaya tidak di pengaruhi oleh prefensi seorang garu, penerbit atau editor melainkan kehendaknya mengikuti pemilihanya sendiri.
Mengarungi suatu obyek
          Boleh jadi suatu contoh akan cukup menjelaskan proses ini. (contoh inisengaja di pilih dari suatu bidang sejarah yang mengenainya pembaca dapat di anggab mempunyai minat tertentu dan mempunyai pengetahuan cukup, tetapai pemula yang berminat kepada masala-masala yang lebih jauh mengenai sejarah tidak perlu mempunyai tarah pemgetahuan yang sama sebagai permulaan).
Memperluas ruanglingkup subyek
          Untuk menghindarkan extremitas seperti itu patut di ingat bahwa proses mengarungi sesuatu subyek yang terlalu luas jika subyek itu begitu sepele atau khusus sehingga kesaksiannya mengenai tidak cukup. Karena itu jika minat anda di dalam sejarah misalnya di peroleh ayah anda di dalam perang dunia kedua.
Limitasi terhadap pemilihan subyek
          Hastrat terhadap sastrawan yang bertanggung jawab untuk menghadirkan ketergantungan yang terlalu besar kepada pengarang-pengarang lain, untuk memberikan sumbangan risinil terhadap  studi sejarah, mengharuskan di wajibkan ertanyaan lain yang berhubungan dengan pemilihan suatu subyek.


Komplexnya Studi Komparatif
          Kesukaran-kesukaran teknis barangkali lebih besar lagi jika yang di pilih adalah sesuatu subyek didalam bidang komperatif, karena masalah perbandingan yang sederhana sekalipun mungkin menhendaki dimilikinya pengetahuaan ramkap tiga.
Alat Bantu Untuk Memilih Subyek
          Seorang pemula yang seksama mungkin juga ingin mengetahui sebelum ia terlibat terlalu jauh, apakah bidang penelitian yang meliputi subyeknya sudah digali secara mendalam, sehingga tidak banyak kans baginya untuk menyatakan sesuatu yang baru atau berbeda
Penyelesaian Judul Kepada Penyaji
          Kemudian akan ada sendiri mengapa pada tahap-tahap awal dalam penelitian, subyek anda lebih baik digambarkan sebagai pertalam penelitian, subyek anda lebih baik digambarkan secara pertanyaan dan tidak sebagai topic.
Bagaimana Menemukan Sumber
          Setelah memiliki sesuatu persyaratan untuk dibahas, maka seorang pemula akan di harapkan kepada masalah mencari informasi yang akan memungkinkanya untuk menjawab pertanyaan itu. Laboratorium penelitian yang lazim bagi seseorang sejarawan adalah perpustakaan. Dan alatnya yang paling bermanfaat disana adalah kata logis. Ada buku-buku yang telah ditulis khusus untuk memungkinkan pemakai perpustakaan mencari hasil maksimal.
Membuat Catatan
          Yang paling menyusahkan dalam pekerjaan sejarawan adalah membuat catatan. Adalah sama pentingnya untuk tidak belajar untuk membuat catatan atau untuk membuat catatan yang singkat, dengan membuat catatan yang lengkap.
BAB V
DARI MANA DATANGNYA INFORMASI SEJARAH?
Masalmpau demi masalampau
          Sejarah setidak-tidaknya mempunyai dua tujuan yaitu: (1). Pengawal daripada warisan budaya dan (2). Penutur kisah daripada perkembangan umat manusia. Dalam kedudukanya yang pertama iya berminat kepada usaha untuk menetapkan sesuatu cerita mengenai orang, peristiwa, pikiran, lembaga dan benda pada masa lampau secara peling akurat, paling terperinci dan paling tidak memihak sejauh mungkin sejauh diijinkan oleh pengetahuanya dan kritik mengenai sumber.

Objek-Objek Yang Tertinggal Sebagai Dokumen
          Bagi seorang sejarawan entah ia seorang antikuarian atau filsuf sosial, sebuah pecahan keramik atau mata uang, sebuah material kuno atau sebuah perangko masa sekarang mungkin sebuah dokumen pribadi, yang memperlihatkan kemampuan artistik, tingkat kemampuan baca, barangkali bahan dan aspirasi dari orang yang mebuatnya atau penciptakanya.
Kesaksian Tetulis
          Berlainan dengan ahli antropologi yang berminat kepada masyarakat-masyarakat pra-aksara dan ahli arkeologi yang berminat kepada artifak. Maka sejarawan terutama menggunakan kesaksian yang terkandung didalam dokumen-dokumen tertulis. Dokumen-dokumen itu dapat dibagi atas kategori-kategori pokok seperti otobiografi, surat, laporan surat kabar, laporan steno daripada benda-benda legislatif dan yudikatif serta arsip-arsip dari istansi-istansi niaga pemerintah dan sosial.
Aturan-aturan Umum
          Kiranya cukup untuk keperluan ini jika kita ajukan empat aturan umum untuk menentukan mangapa sekelompok dokumen dapat dianggap lebih penting dibanding yang lain. (1) sepertiyang telah kita liat pengamatan yang tidak lengkap dan ingatan tidak baik sering mengakibatkan tidak mencukupinya kesaksian. (2) beberapa dokumen pada mulanya semata-mata dimaksudkan sebagai arsip atau alat bantu bagi ingatan seseorang, beberapa lainya sebagai propaganda dsb. (3) karena usaha di suatu fihak untuk melaksanakan kebenaran. Dan dilain fihak itu menghasilkan dengan bunga-bunga sastra, retorik, atau dramatika cenderung bertambah sesuai dengan pertambahan pembaca. (4) karena pada umumnya kesaksian pengamat dan pelapor yang terdidik atau berpengalaman.
Sumber-Sumber Sekunder
          Seringkali sejarawan harus bertumpu kepada karya-karya sekunder (yakni kisah dan exposisi tangan kedua sejarawan-sejarawan lain) utuk memperoleh pengetahuan mengenai latarbelakang yang diperlukan guna mengenai lebih mendalam dokumen-dokumen sejaman tapi iya seringkali juga mengetahui, bahwa jika pertelaan sekunder yang baik akan memungkinkan untuk mengerti lebih baik dokumen sejaman, maka pengertian yang tepat mengenai dokumen sejaman akan memungkinkanya mengerti lebih baik sebuah sebuah dokumen sejaman, maka pengertian yang tepat mengenai dokumen sejaman akan memungkinkan mengoreksi pertelaan sekunder itu. Pada akhirnya pengetahuan paling baik di uji dengan suatau analisa kritis terhadap kesaksian orang-orang sejaman.
BAB VI
MASALAH OTENSITAS ATAU KRITIK EXTERN
          Sampai sekarang dianggap bahwa dokumen-dokumen yang telah digarap adalah otenik, masalah otensitas jarang di hadapi oleh ahli sosiologi, psikologi atau antropologi yang pada umumnya mempunyai suatu subyek hidup dibawah pandangan matanya yang dapat dilihat pada saat ia menyusun otobiografinya dan dapat mengiterogasinya mengenai hal-hal yang menimbulkan kesangsian.
Dokumen Yang Palsu Atau Menyesatkan
          Penulisan dokumen dalam keseluruhan atau untuk sebagian. Meskipun bukan merupakan suatu hal yang biasa, namun cukup sering terjadi sehingga seorang sejarawan yang cermat harus waspada terhadapnya. “Dokumen sejarah” dipalsukan karena beberapa sebab terkadang mereka dipergunakan untuk mendukung suatu claim yang palsu.
Ilmu Bantu Sejarah
          Maslah rektorasi teks tidaklah sering mengganggu sejarawan masa kini, terutama sekali karena banyak ahli yang terlibat dalam apa yang secara egosentris oleh sejarah disebut ilmu bantu sejarah mempersiapkan baginya teks-teks yang sudah dianalisa secara kritis.
Penyimpangan diantara sumber-sumber
          Seringkali sejarawan menjumpai dua atau lebih teks yang berbeda dari dokumen yang sama yang di terbitkan oleh ahli-ahli yang bertanggung jawab. Dan didalam sejarah moderen dimana ribuan arsip dan perpustakan, alamari-alamari, kalder-kalder, peti-peti, tata naskah dari pengacara, pengadilan, dokter, pesikonologis dll. Penuh sesak dengan dokumen yang tidak terbit. Kadang-kadang juga versi-versi yang diterbitkan tidak sepenuhnya betul seihingga perlu dilakukan pembandingan dengan menuskrip sumber keliru.
Identifikasi Daripada Pengarang Dan Daripada Tanggal
          Yang jelas merupakan bagian esensil daripada kritik ekstern, adalah penerkaan mengenai tanggal kira-kira daripada dokumen dan suatu identifikasi daripada menurut dugaan adalah pengarangnya. Jika tidak, adalah tidak mungkin untuk membuktikan atau menyangkal otentisitas dengan menunjukan anakronisme, tulisan tangan, langgam dan lain-lain.
BAB VII
MASALAH KREDIBILITAS ATAU KRITIK INTERN
          Sejarawan pertama kali memeriksa kesaksian dengan jalan memperoleh seperangkat unsur yang releven bagi suatu topik atau persoalan yang ada dalam pikiranya. Unsur-unsur yang terpencil tidak mempunyai seberapa arti pada dirinya sendiri, jika mereka tidak memiliki konteks atau tidak cocok di dalam suatu hipotesa maka nilai mereka patut di ragukan.
Apa Fakta Sejarah Itu?
          Dalam proses analisa sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan didalam dokumen. Lebih daripada dokumen itu sendiri didalam keseluruhanya. Sambil memperhatikan ia bertanaya: apakah unsur itu kredibel?. Gradibel dalam arti khusus ini iyalah konform kepada penyelidikan kritis terhadap sumber-sumber.
Hipotesa Interogatif
          Menyusun hipotesa dalam bentuk interogatif adalah lebih bijaksana daripada menyusunya daripada daripada menyusunya dalam bentuk deklaratif, jikapun bukan karena sebab lain, adalah semata-mata karena bersifat lebih tidak meningkat sebelum semua bukti selesai diperiksa.
Penilaiyan pribadi
          Analisa daripada pidato gettysburg (dengan asumsi palsu bahwa pengarangnya tidak di ketahui), menunjukan jenis pertanyaan yang ditekankan oleh sejarawan terhadap dokumen anonim maupun dokumen yang diakui.
Aturan-aturan Umum
          Didalam sidang pengadilan sering dianggap bahwa semua kesaksian dari pihak seorang saksi, meskipun di bawah sumpah, patut dicurigai jika pengacara-pengacara lawan dapat merusak gambaran umum mengenai wataknya atau dengan jalan “examination” dan “cross-examination” menimbulkan keragu-raguan mengenai dapatnya iya dipercaya dalamm beberapa hal.
Kemampuan untuk menyampaikan kebenaran
1.      Kemampuan untuk menyatakan kebenaran untuk sebagian bertumpu kepada dekatnya saksi pada peristiwa.
2.      Jelas bahwa semua saksi, sekalipun sama-sama dekat kepada peristiwa , tidak sama-sama kompoten sebagai saksi.
3.      Tingkatan perhatian juga merupakan faktor penting didalam kemampuan untuk mengatakan kebenaran.
4.      Kita telah menyebutkan bahwa daripada pertanyaan yang mengarahkan (leading question), pertanyaan semacam itu menyarankan jawaban yang diharapkan menyebabkan sukarnya orang menyatakan kebenaran.
5.      Dalam contoh yang terakhir, si penyidik hampir-hampir saja melakukan reasoning in a circle (bernalar dalam lingkaran) dari premisse kembali ke premisse telah di ketengahkan pula bahwa salah satu sebab mengapa masalah dan peristiwa keagamaan menerima perhatian sebegitu besar dalam abad pertengahan adalah karena sumber-sumber utama ditulis oleh ulama.
6.       Kekurangan yang hampir-hampir tak terhindarkan dalam dokumen pribadi adalah egosentrisme.
Koroborasi
          Sebuah unsur primer yang telah disimpulkan dari sebuah dokumen melalui proses kritik extern dan intern yang telah dilukiskan hingga sekarang, belum dapat dianggap tegak sebagai fakta sejarah meskipun ada terdapat suatu peranggapan yang kuat bahwa unsur itupun dapat dipercaya, namun peraturan umum daripada sejarawan menentukan bahwa yang dapat diterima sebagai fakta sejarah hanyalah unsur-unsur yang didasarkan atas kesaksian yang merdeka daripada dua atau lebih saksi yang dapat dipercaya.
Kepastian Versus Ketentuan
          Karena tindakan pencegahan semacam itu tidak selalu dilakukan dan pernyataan satu saksi tidak selalu dilakukan sebagi propaganda yang hanya dapat diberi bukti yang rendah tingkatanya timbullah suatau paradox yang ganjil.
BAB VIII
MEMPELAJARI (DAN MENGAJAR) TEKNIK_TEKNIK SEJARAH
Alasan-alasan Untuk Mempelajari Sejarah
          Kita dapat memutuskan untuk mempelajari sejarah dengan pembagian alasan. Diantara alasan-alasan itu iyalah suatau rasa ingin tahu yang iseng tentang masalampau keluarga kita atau tempat tinggal kita, hasrat untuk menerangkan kepada diri sendiri asal-usul budaya kita, suatu minat patriotik kepada asal-usul negara kita, kehendak untuk mengetahui latarbelakang sosial. Dalam usaha mempelajari metode sejarah, adalah lebih baik seorang mahasiswa didorong oleh minatnya sendiri dari pada didorong oleh gurunya.
Konsepsi yang lazim mengenai sejarah
          Seorang pemula akan cenderung untuk mengambarkan bahwa penelitian sejarah terdiri atas seleksi bahan-bahan dari berbagai buku atau artikel dan penyusunan kembali menjadi buku atau artikel yang lain. Sistim pendidikan sejarah kita yang lazim, membiasakanya untuk menganggap beberapa buku pegangan atau antologi-sumber dan seperangkat bacaan luar sebagai sumber sejarah.
Majalah Sejarah Yang Di Hipotesis
          Pengantar metode sejarah sebaiknya berpretensi dan menyuruh mahasiswa berpretensi seolah-olah iya adalah editor sebuah majalah sejarah yang telah meminta kepada setiap anggota kelas untuk memberika sebuah artikel mengenai sesuatu subyek yang telah disepakati.
Beberapa alat bantu bagi komposisi
          Bahan bacaan mengenai langgam dan komposisi, luar biasa banyaknya langgam yang baik barangkali hanya di perdapat jalan inspirasi dan perpirasi tetapi setidak-tidaknya sejumlah piranti untuk bekerja telah disediakan.pengajar harus menekankan perlunya penggunaan piranti-piranti atau alat-alat itu secara layak dan sering.


Kata yang tepat dan ungkapan yang akurat
          Karena kesulitan dalam komposisi dalam penulisan sejarah tidak berbeda dari komposisi jenis lain maupun, hanya sedikit yang perlu disebutkan disini yang khusus berguna bagi sejarawanarti exak adalah sangat penting bagi sejarawan karena iya berusaha menyampaikan kebenaran dengan sarana ungkapan kata-kata yang tidak mencukupi.
Identifikassi-Identifikasi Yang Layak
             Sejarawan yang berminat kepada reaksi pembaca-pembacaanya akan menghindarkan diri dari anggapan bahwa pembacaanya mempunyai yeng terlalu banyak. Pemula-pemula di dalam kelas-kelas universitas seringkali lupa akan hal itu karena mereka menyadari benar-benar bahwa pembacaanya boleh jadi adalah seorang profesor yang cukup berinformasi.
Mengedit Sebuah Dokumen
          Sebuah kelemahan stilistik lain yang harus di hindari oleh seorang sejarawan muda adalah pengutipan yang terlalu panjang dan terlalu sering. Dokumen-dokumen menjadi begitu penting bagi pemula dan hal itu memang dapat di berikan sehingga ia cenderung untuk mencoba menceritakan kisah sebgaian besar dengan menggunakan pengkutipan dari dokumen-dokumen itu.
Menghindarkan Langgam Yang Dibuat-Buat
          Seorang pemula cenderung untuk menganggap bahwa alat-alat retoris yang dibuat dapat menambah kebagusan langgamnya. Sejarawan terutama tergoda untuk menggunakan analogi yang diambil darialam, seperti kelahiran, kematian, filogeni, dan sebagainya. Tetapi godaan itu harus ditekan, karena tindakan itu tidak akan menyederhanakan pikiran melainkan mungkin akan merumitkanya, tambahan pula mingkin sekali keakuratanya patut diragukan. Penggunaan kata-kata dan ungkapan-ungkapan asing seringkali juga merupan efektasi; bahkan nama diri dan gelar, seperti nama perusahaan, penitia, komisi, dsb.
Ungkapan-ungkapan yang diperlihatkan proses-proses mental
          Pada akhirnya, mahasiswa (dan editor hipotetis) harus berjaga-jaga terhadap uraian yang panjang leher mengenai proses penulisan naskah. Tulisan-tulisan sejarawan terutama sekali rawan terhadap pelanggaran ini karena hasratnya untuk mengatakan apa yang hendak mereka lakukan, untuk menyimpulkan telah apa yang meraka lakukan, dan untuk menyatakan tidak lebih daripada yang di benarkan oleh bukti-bukti yang ada.
Berapa draf diperlukan untuk sesuatu komposisi?
          Sebelum iya mulai menulis, seorang sejarawan seyogyanya merancang artikel atau babnya sehingga iya mempunyai gambaran apa yang menjadi bagian awal, bagian tengah dan bagian akhirnya. Tetapi jika ia berbuat demikian sekalipun, pada umumnya iya harus menyusun komposisi dengan catan-catatan, buku, surat kabar-surat kabar, artikel-artikel, foto stat-foto stat, mikrofol-mikrofil, xerox-copy, dan sumber-sumber informasi lainya.
BAB IX
SEPATAH KATA MENGENAI LANGGAM DAN KOMPOSISI
Persoalan bentuk waktu
          Sebagian besar daripada komposisi sejarah adalah argumentatif. Yang mencoba untuk dijawab adalah pertanyaan seperti mengapa caesar menyebrangi sungai rubicon? Atau adakan washingto mengerti syarat-syarat kapitulasinya di fort necessity? Tetapi apabila sejarawan menyajian suatau exposisi atau suatu kisah, maka masalahnya menjadi lain, dan langgamnya tidak harus berbeda.
Catatan, Catatan Bawah Dan Lampiran-Lampiran
          Penulisan sejarah ditunjukan terhadap sekurang-kurangnya empat sasaran, yakni detail faktuil yang akurat, kelengkapan bukti yang cukup struktur yang logis dan penyajian yang terang dan halus. Meskipun pada setiap tahap penulisanya sejarawan harus memperhatikan keempat saran tersebut diatas, setiap tahap harus dititik beratkan secara berganti-ganti pada salah satu diantara sarana-sarana tersebut,.   
Penggunaan Kutipan Didalam Tulisan Sejarah
          Bagi sejarawan yang cennderung untuk mengutip dokumen-dokumen secara panjang lebar (yang seringkali merupakan cara yang kaku), masalah menghindarkan catatn bawah bagi identifikasi kata benda diri didalam suatu kutipan merupakan suatu tantangan khusus, yang terlalu sering dihadapi dengan jelan menambah kekeliruan berupa kutipan panjang dengan jalan menyiapkan identifikasi didalam kurung melainkan juga akan membuat kutipan lebih releven dengan jalan seolah-olah mengkaitkanya kepada suatu nama yang sudah dikenal oleh pembaca.
Menghindarkan Bahasa Khusus Sejarawan
          Pembaca awam bukan tidak ingin mengetahui bahwa sejarawan melakukan penyingkatan-penyingkatan. Ia mengharapkan bahwa pengarang menguasai bahan pembicarraanya; ia menganggap bahwa pengarang mengetahui segalanya secara kreatif yang mungkin pada pihak pengarang terdapat keenggangan tertentu, untuk mengakunya.
BAB X
MASALAH SELEKSI,PENYUSUNAN DAN TEKANAN
          Metode sejarah bersifat ilmiah jika dengan ilmiah dimaksudkan “mampu untuk menentukan fakta yang dapat dibuktikan” dan jika dengan fakta dimaksudkan suatu unsur yang di peroleh dari hasil pemeriksaan yang keritis terhadap dokumen sejarah dan bukunya suatu unsur dari pada aktualitas yang mampu. Apakah menguntungkan atau merugikan, fakta-fakta yang tidak bersambungan pada dirinya sendiri tidak merupakan hasil akhir sejarah. Suatu deskripsi mengenai suatu lembaga yang lampau atau suatu kisah yang mengenai karir dan peristiwa yang lampau biasanya merupakan tujuan bagi penyelidikan sejarah secara individuil.
Mendefinisikan kembali histrografi
          Kenyataan bahwa ada arti-arti baru yang diberikan kepada kata-kata yang telah dipergunakan dengan arti yang lain, menyebabkan timbulnya sebagian kekacauan dalam diskusi-diskusi mengenai hakekat sejarah. Kiranya ada baiknya untuk mengulangi disini bahwa suatu sejarah merupakan suatu usaha yang sengaja untuk memberikan pertelaan mengenai suatu peristiwa lampau atau kombinasi peristiwa-peristiwa; yakni apa yang terkadang disebut sejarah tertulis, untuk membedakanya dari sejarah sebagai aktualitas (atau tatolisan masa lampau umat manusia baik yang di ketahui atau tidak).
Tori-teori mengenai sintesa sejarah
          Apa yang diusahakan sebagia bersama-sama oleh sejarahwan sebagai suatu kelompok adalah meberikan pertelaan yang selengkap-lengkap mungkin mengenai masalampau manusia. Tujun daripada historiografi pada tarafnya yang tertinggi (yang pasti tidak dapat dicapai) adalah menciptakan kembali totalitas daripada fakta sejarah dengan suatu cara yang tidak memperkosa masa lampau yang sesungguhnya.
Terbatasnya manfaat daripada proposisi atau pertanyaan sesuatu subyek
          Baik proposisi yang mempersatukan maupun hipotesa interogatif hanya bermanfaat lagi bagi subyek-subyek yang sedemikian monografis sifatnya, sehingga teman-temanya dapat di cakup didalam satu proposisi atau pertanyaan tunggal (maupun kelompuk proposisii dan pertanyaan yang berhubungan secara kausal).
Kebaikan adanya interkretasi yang berbeda-beda
          Komposisi musik lebih cermat daripada kata-kata yang dituliskan atau di ucapkan, dan instrumen-instrumen musik merupaka alat yang secara mekanis lebih akurat untuk memperoduksi maksud seseorang komponis daripada pikiran, tangan atau lidah manusia mereproduksi pikiran seorang saksi. Namun dua orang berbakat dengan instrumen yang sama, meskipun mereka sepakat mengenai partiturnya, dapat meberikan interpretasi yang berbeda kapada segubahan musik; dan pikiranya memang lebih baik demikian halnya.  
BAB XI
MASALAH SEBAB, MOTIIF DAN PENNGARUH
Sebab Langsung Atau Lantaran
                Sejarawan cenderung untuk bicara mengenai sebab langsung atau lantaran serta sebab tak langsung daripada peristiwa-peristiwa sejarah. Adapun sebab-sebab taklangsung dalam kedua peristiwa itu meliputi politik kekuasaan, anarcis dunia, persaingan komersiil, aspejk-aspek nasional, saling takut-menakuti dan ambisi-ambisi teritorial. Pemberontakan luther, misalnya saja ada yang mengatakan dimulai dengan menempelkan sembilan puluh lima dalil, ada yang megatakan dimulai dengan disputasi dengan Eck, adapula yang mengatakan dimulai dengan diet daripada worms dan seterusnya.
“Lantaran” Sebagai Suatu Kebetulan Penggerak
            Sebab langsung atau lantaran sering mempunyai sifat suatu kebetulan. Andaikata anak hendri VIII bukanya meri malaikat seorang putri, hendri mungkin tidak ingin menceraikan ketrina dari aragon dan dengan demikian reformasi ingggris mungkin tidak terjadi. Akan tetapi ”sebab langsung” bukan suatu sebab yang sungguh-sungguh: sebab langsung hanyalah merupakan suatu titik dalam suatu rantaiyan peristiwa, tren, pengaruh, dan kekuatan-kekuatan yang pada titik itu akibatnya mulai nampak.
Sejarah Dibandingkan Dengan Ilmu-Ilmu Alam
            Apa bila sejarawan mendiskusikan masalah sebab-sebab tak langsung, mereka paling sering dan paling keras berselisih paham. Karena keterangan kausal mengenai pristiwa-peristiwa di dasarkan atas filsafat-filsafat sejarah: padahal filsafat-filsafat sejarah tidak akan ada akhirnya. Pada waktu yang sama, dari hari-kehari, terjadilah sejarah yang baru. Karena diadapi oleh alam semesta yang untuk sebagian mengecil sedangkan untuk sebagian mengembang, yang paling jauh hanya merupakan rekaman yang melambangkan alam semesta.
Teori-teori mengenai sebab sampai kepada jaman reformasi
            Sejarawan sejarah mesir, babylonia dan yunani untuk sebagian besar anggapannya mengenai sejarah sama dengan herodotus, yang menuliskan sejarahnya “ dengan harapan untuk melihat kenangan kepada apa yang telah di lakukan oleh manusia dan untuk mencegah. Perkembangan-perkembangan yang tidak dapat mereka terangkan secara demikian cenderung mereka menganggapnya sebagai akibat daripada kehendak dewa-dewa. Dengan demikian historigrafi barat dalam abad pertengahan menjadi usaha merekam kisah mengenai hal ihwal duniawi manusia sesuai dengan sesuatu rencana ilahi.
Kaum resionalis dan sebab-sebab sejarah
            Perkembangan desme dan rasionalisme dalam abad-abad ke 17 dan 18 mengurangi penekanan kepada rencana tuhan dan memperbesar minat kepada karya menusia serta tempat tinggalnya. Yang gaib maupun wahyu dan ilham ilahi sebagai keterangan kausal bagi perkembangan manusia tersingkir secara berangsur-angsur oleh penekanan baru kepada yang alamiah dan yang biasa.
Bagai mana membuktika suatu pengaruh
            Kini tiba saatnya bagi kita untuk menyimpulkan konsiderasi-konsiderasi yang secara meyakinkan dapat menegaskan bahwa suatu tokoh, benda, atau peristiwa sejarah (maupun kelompok-kelompok daripadanya) berpengaruh terhadap yang lain. Misalnya saja, karena dapat diperlihatkan bahwa jendral rusia scharnhorst mengusulkan refisi daripada sistimiliter prusia sebelum 1808, tatkala suatu perjanjian dengan prancis membatasi besarnya tentara prusia, jelas tidak dapat untuk mencarika sebab bagi refrom militer scharnhorst pada pembatasa itu.
BAB XII
Sejarawan Dan Masalah-Masalah Masa Kini
            Telah dikatakan bahwa “sutu gesetzwissenschaft mempergunakan satu kasus tunggal semata-mata untuk membantunya mengerti suatu prinsip umum, sedangkan suatu gesetzwissenschaft mempergunakan suatu prinsip umum semata-mata untuk membantunya mengerti kasus tunggal”. Penggunaan ilmu-ilmu sosial yang lebih banyak oleh sejarawan dalam usahanya untuk memberikan ilustrasi atau menguji dan menyesuaikan atau mengambil alih generalisasi-generalisasi dan klastifikasi-klastifikasi dari pihak sarjana-sarjana sosiologi, ekonomi, dan antropologi pada waktu akhir ini telah dilanjutkan oleh beberapa sejarawan, terutama oleh sejarawan amerika serikat.
Sejarah dan pengertian-pengertian ilmu sosial
            Meskipun ada terdapat kekawatiran-kekawatiran yang tegar dan lluas, namun penggunaan dariada generalisasi-generalisasi ilmu alam oleh sejarawan terus bertambah. Misalnya, bukanlah suatu kebetulan bahwa pada masa yang akhir ini telah terdapat demikian banyak perhatian terhadap sejarah kota, kereta api dan peniagaan kepada sejarah harga-harga dan pemikiran sosial, kepada bidang sosial ekonomi, daripda perang, serta kepada pengembangan lembaga-lembaga internasional.
Sejarah dan pisikologi
            Disini dapat dilanjutkan contoh mengenai suatu bidang suatu ilmu sosial dimana dapat dicapai kemajuan secara lebih mudah dengan jalan mengadakan kerja sama yang sangat erat dengan para sejarawan. Sejarawan-sejarawan pisikologi yang kenal akan metode sejarah dan sejarawan yang mengetahia mengenai tehnik-tehnik dan asas-asas pisikologi, dengan jalan melakukan studi mengenai personalitas sebagai mana yang diberi ilustrasi oleh tokoh-tokoh sejarah dapat membuat tipologi semacam itu secara lebih otentik, lebih tepat dan lebih berfariasi.
Masalampau berdasarkan masakini
            Dapat disimpulkan disini bahwa setidak-tidaknya ada tiga cara dimana masa kini menentukan bagaimana sejarawan akan menafsirkan masa lampau. Cara yang pertama berasal dari kecendrungn yang tidak dapat dihindarkan untuk mengerti prilaku oranglain dan karenanya kesaksian orang lain, berdasarkan pola-pola prilakunya sendiri. Yang kedua disebabkan oleh kenyataan bahwa iklim intelaktualnya sendiri merupakan faktor yang menentukan didalam pilihanya sunyek-subyek yang akan diselidiki oleh sejarawan. Yang ketiga bersumberpada ekploitasi pristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sebagai ganti sesuatu laboratorium.

Sengat ilmiah didalam sejarah
            Generalisasi-generalisasi mengenai fakta-fakta sejarah harus dianggap mempunya validitas terbaik, karena setiap sekema kausal yang diterapkan kepada sejarah cenderung untuk mepunyai unsur berat sebelah pribadi yang beasr, serta karena pengertian sejarah harus dilihat dari upaya-upaya suatu pemikiran yang di kondisikan oleha suatu budaya masa kini.
v  Kelebihan Buku Mengerti Sejarah  
            Kelebihan buku ini adalah menjelasken tenteng penulisan buku sejara yang di mana mengetahui apa saja yang perlu kita lakukan dalam penulisan sejarah bagi sejarawan pemula,mengetahui apa saja metode-metode yang di gunakan dalam penulisan sejarah, di mana sumber sejarah dan bagai mana mengarang sejarah yang baik dan benar bagi sejarawan pemula. Bahkan di dalam buku ini kita bisa mendapatkan banyak informasi tentang penulisan sejarah.
v  Kekurangan Buku Mengerti Sejarah
            Kekurang dalam buku Mengerti sejarah adalah di mana buku ini masih banyak memiliki kekurangan, terutama didalam penulisanya masih banyak kata-kata yang salah karena kurang meneliti kembali tulisan yang di buat. Dan buku ini dalam penulisan kata-katanya sangat susah di mengarti karena kata-katanya berbelit-belit.
v  Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas saya dapat simpulkan bahwa buku ini membahas tentang bagai mana kita mengetahui sejarah lebih dekat, dan bagai mana cara menulis sejarah dengan baik bagi sejarawan pemula, bahkan dalam buku ini di ajarkan metode-metode apa saja yang perlu kita lakukan dalam penelitian di lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ø  Luis gottschalk.mengerti sejarah.Universitas Indonesia(Ui press).1985